Saturday, July 13, 2013

Angin, Debu, Hujan dan Awan

Haha aneh yaa. Kadang orang bisa suka sama orang cuma dengan ketemu beberapa hari. Bahkan kalo para novelis bilang cinta itu bisa datang waktu firstsight. Unyu banget tau. Tapi kalo menurutku yang namanya firstsight itu cuma nafsu belaka ya semacam syahwat manusia aja. Ya gila aja manusia bisa suka sama orang cuma dalam hitungan detik. Apa coba kalo ngga cuman liat luarnya aja tanpa pertimbangan dalemnya.
Nah, aku punya cerita nih. Sebut saja Debu sama Angin. Angin ini dari kecil udah temenan sama Hujan. Ya walaupun mereka ngga pernah akur diam-diam si Hujan ini suka sama si Angin tapi Hujan ragu, Hujan takut kalo Angin tau bakalan malah menjauh. Ternyata Angin pun punya perasaan sama. Untuk beberapa saat akhirnya Hujan memutuskan untuk menjaga jarak. Hujan pun lebih sering bersama Awan. Hujan sementara merasa sedih karena ngga ada respon dari Angin. Akhirnya Hujan pun menyimpulkan rasanya ini cuma bertepuk sebelah tangan.
Suatu hari, Hujan membawa temannya, Debu. Hujan ingin sekali memperkenalkan Debu kepada Angin yang memang sahabat yang paling berharga baginya. Tapi sewaktu Hujan, Debu dan Angin sedang bermain. Angin justru lebih menaruh perhatian kepada Debu yang menyebabkan Hujan merasa sama sekali tidak dianggap. Ada secercah rasa menyesal di dalam hati Hujan, kenapa dia harus mengenalkan Angin kepada Debu. Tapi, Hujan langsung menepis segala pikiran yang macam-macam.
Dan untuk kedua kalinya. Debu ingin main dan aku juga mengajak Angin karena memang waktu itu Debu ingin aku mengajak Angin. Untuk yang ini Angin lebih terfokus ke Hujan. Hujan yang sebenarnya merasa cuma berposthink saja. Dia ngga mau kege-eran terhadap sikap Angin.
Dan, setelah balik ke rumah masing-masing. Hujan bertengkar hebat dengan Awan yang sebenarnya masalah itu berpangkal karena Hujan sedang tidak ingin diganggu. Dan seketika itu juga Hujan bercerita kepada Angin. Angin justru menyatakan perasaannya. Hujan tetap berpikir positif dan ngga mau ge-er. Ungkapan Angin ya hanya dianggap angin.
Di sisi lain, Debu bilang kepada Hujan kalo Angin telah menyatakan perasaannya kepada Debu. Perasaan Hujan pun kacau balau. Dalam hatinya membenarkan untung Hujan tidak kepedean menganggap yang barusan dibilang Angin.
Beberapa hari kemudian, Hujan pun bertanya kepada Angin tentang pernyataan Angin kepada Debu. Angin bilang semua itu salah paham. Walaupun ada secercah rasa lega tapi ada sebagian rasa khawatir yang lebih menguasai hati Hujan.
Ternyata benar, Debu memang benar suka Angin. Melihat itu Hujan cuma bisa menyesali semua perbuatannya selama ini. Hujan pun sekarang ngga tau harus gimana.

Nah, dan sekarang cerita itu nggantung terserah aja deh mau endingnya kayak gimana. Kesimpulannya itu, Hujan memang benar-benar bego. Alasannya? haha 

No comments:

Post a Comment