Tuesday, December 14, 2010

Maaf

For : Hibatullah Bayu Prasetya (Bayu) and Wismar Rizki Wijayanti ( Imang )
Sobat, aku rindu akan hadirmu. Cobalah tatap aku! Katakan semua salahku. Kau slalu bilang "Maaf mengganggu" apakah yang kau maksud “Kau sangat mengganggu.” Di saat kau sedang kesal akan duniamu, slalu saja kau bilang, “Lebih baik aku mati karena keberadaanku selalu merepotkan.” Apakah yang kau maksud “Matilah kau! Hidupmu Cuma menjadi pengganggu.” Apakah itu semua yang kau maksud? Apa yang melukai perasaanmu kawan? Okay! Sejak aku bersama **Y* sikapmu berubah 1800. Ada apa sobat? Katakan! Apa aku mulai kurang care terhadapmu? (okay ku akui itu). Apakah aku selalu mengusikmu? Apakah aku selalu merepotkanmu? Apa aku selalu menjadi yang teregois?Katakan! Jangan Cuma diam! Apakah dengan cara ini kau bias lepas dariku? Kalau emang itu maumu, aku tak akan mengganggu kehidupanmu. So, hidupmu bisa tentram kayak dulu. Sebelum adanya setan pengganggu sepertiku.
Hey! Aku masih menganggapmu sahabat atau bestfriend atau karib atau pal atau fellow-lah. Mungkin aku yang berlebihan, tapi kumohon. Tak bisakah kau katakan tentang semua yang buatmu seperti ini? Aku tersiksa! Sekarang, apakah yang bias menebus semuanya? Apakah aku harus berlutut di depanmu? Apakah aku harus menangis di depanmu? Apakah kau ingin menginjakku? Atau mungkin menyuruhku untuk mati. Ya Allah! Kapankah kau selesaikan cobaan-Mu ini? Hamba-Mu ini tak bisa lebih sabar, Ya Rabb! Cuma kegelapan yang justru menyelimutiku. Ya Allah! Bimbinglah hamba-Mu yang tak tahu diri ini untuk menuju surgamu. Aku ingin kembali.
Sesak nafasku melihatmu. Tetap dengan kedinginanmu, kesinisanmu, diammu dan kebencianmu. Astaghfirullah. Kapan aku bisa menyelesaikan ini? Bimbinglah aku Ya Rabb! Sesembab apapun mata ini, ku akui. Omong Kosong! Oke! Mereka yang di luar sana mungkin bilang “Ah! Cuma hal kayak gitu aja dipikirin. Lebay sah!” Okay! Aku terima. Cuma angin. Tapi bukan berarti tak penting. Aku enggak tau, apakah itu yang buat jatuh mentalku? (maybe, but be positive Nai!). Semuanya emang udah hancur. Tapi aku percaya, dibalik hancurnya kisah ini, masih ada kisah utuh yang bisa kubangun. Mungkin, Kalian (Hibatullah Bayu Prasetya dan Wismar Rizki Wijayanti) enggak akan pernah menyadari bahwa aku masih ngganggap kalian sebagai sahabat. Sebenci apapun diriku pada kalian, semata-mata aku sayang. Pengen kalian enggak salah kayak aku. Sekarang berteriakpun percuma. Akulah pecundang!

No comments:

Post a Comment