Waktu itu...
Saat kutemukan
dirimu yang sebenarnya
enggan kusebut kata "Iya"
enggan kudengar kata "Maaf"
enggan pula kulihat wajah yang takkan pernah kukira
Kau bujuk dengan sumpahmu
bergemingpun takkan
cuma pandangan gelap yang tetap tergambar
Sebuah senyuman yang kau junjung
cumalah senyum palsu yang kau cipta
demi sebuah tetes kepedihan yang kurasa
Sekarang, puaskah kau melihat?
belum puaskah kau dengar?
cukup ku katakan kata yang takkan pernah kuucap
walau itu pada musuh yang takkan pernah kumaafkan
Sepanjang malam,
aku tetap diam bersama bintang-bintang
yang telah hilang tersapu awan
aku tertunduk pada satu pilihan
kemudian, menjadi dua
Akhiri atau lanjut!
sebuah amanat yang telah buat kocar-kacir
semua programku
Akhiri?
bukankah sama jika berlari dari kenyataan?
Lanjut?
Haruskah aku membimbingnya?
Bagaimana kalau....
Baiklah!
kini lanjut yang terucap
Sebelumnya,
kutelusur apa yang ada padamu
ternyata...
You're the victim of the darkness of the world
just because your 'Mother'?
tak bisakah kau mengelak?
jika itu cumalah fatamorgana hidup
'Orang yang kau sayangi' takkan rela melihatmu
cuma karena logika yang keliru
sadarlah dari tidurmu
Aku kan terus bersabar
hanya untuk lihat tulus pikirmu
penyesalan memang datang terakhir
dan bukan menjadi yang paling akhir
if you use the chance
everything will be fine
but, if there ain't no chance
so do you which can find the chance
Hey!
ingat! God Always with you
and always bless you
Mungkin,
aku kan bersamamu
kulanjutkan rajut mimpiku
dengan seseorang
dengan sosok transformasi
yang telah berevolusi
menjadi sebuah formasi :)
No comments:
Post a Comment