Friday, December 30, 2011

Sepotong Novemberku

Lia memang lekat dengan Nata. Ke mana pun Lia ingin pergi, pasti selalu ada Nata. Sampai suatu hari, Lia murung. Dia sama sekali tidak menghiraukan sekitarnya. Matanya tampak bengkak, seperti habis menangis semalaman. Nata yang melihatnya dari kejauhan mulai curiga dengan Lia.
Nata pun menghampiri Lia. “Lia….kamu kenapa?” Tanya Nata halus. “Aku boleh ngomong jujur ga?” kata Lia agak ragu. “Iyaa…”. “Aku pengen pisah sama kamu.”kata Lia pelan tapi pasti. “Apa? Kamu bercanda, Lia?”jawab Nata setengah kaget. Lia membalasnya dengan anggukan kepala, mantab. “Tapi kenapa? Bukankah kita tercipta buat selalu bersama?”kata Nata mulai gelisah. “Angiin… aku pengen sendiri, aku ga pengen ngikut kamu terus. Terkadang aku terpikir buat engga ngerepotin kamu.”Lia menjelaskan dengan mata berkaca-kaca. “Alasanmu engga logis.”jawab Nata ketus. “Nata..aku mohon…daripada kau slalu dibenci orang gara-gara aku? Orang-orang pasti selalu mengolokmu, menghujatmu ketika kau terbang bersamaku. Bunga – bunga juga akan enggan menoleh padamu.”
Nata menatap mata Lia dalam-dalam. “Apa kau engga liat kesungguhan dalam mata ini??? Apa aku kurang tulus? Apa yang harus aku lakukan agar aku slalu sama kamu… Lia, please…:’( . Nata memohon-mohon pada Lia. Lia Cuma menunduk dan hanyut dalam kegelisahan hatinya.. Ia mulai menangis. Nata yang ada di dekatnya kemudian memeluk tubuh Lia yang lunglai lemas. “Aku sayang kamu.”bisik Nata pada Lia. Lia tetap menangis dalam pelukan Nata. Nata yang melihat Lia menangis, hatinya mencelos, engga tega. Ia membelai kepala Lia yang terbalut kerudung putih dengan lembut, sambil berkata, “Lia..apa kamu masih sayang sama Gian?”Tanya Nata hati-hati. Lia pun kaget, engga menduga kalo si Nata bakal Tanya ke dia kayak gitu.
“Aku jawab jujur atau engga?”
“Ya jujurlah, sayang. Engga ada orang minta jawaban bo’ongan.”kata Nata agak geli.
“Jujur?”Tanya Lia polos
“iya…”
“Jujur?”
“iyaa..”
“Beneran?”
“Iyaa.”
“Ga nyesel?”
“Tau ah, kamu ini pengen aku bunuh atau aku gelitikin sih?”
“Di pijitin aja.” Jawab Lia iseng
“Hah, cepetan!”kata Nata setengah teriak
“Sayang Gian? Aku engga tau.”
“Jadi??”
“Engga tau.”