Mula-mula kututup lembar itu,
lembar yang penuh debu
buat lusuh hati
lembar yang penuh goresan
goresan kematian
Ku sobek lembar itu,
Ku tutup mukaku
Ku tutup pula mataku
Berbaring di atas taburan pengkhianatan
beralaskan kebohongan
Air mata yang teralir
itulah rasa sakitku!
Aku berputar-putar diantara
jarum jam yang semakin membunuh
ku rasakan dentuman keras
rusak semua inderaku
Aku tak bisa melihat
Aku tak bisa mendengar
Aku tak bisa berbicara
Aku tak bisa merasakan
Sepersekian detik...
Ku raih robekan itu
Aku menangis,
berlutut...
menunduk...
hingga titik pengakhiranku
Ku bertanya pada peri kecil
duduk menemaniku
di samping buku dongengnya
Akankah sobekan ini bisa kurangkai lagi???
No comments:
Post a Comment