Baim adalah sahabat Rara yang jahil dan suka ngambek. Rara slalu percaya padanya. Hingga suatu hari membuat Rara berpikir, Baim mengkhianatinya. Lily yang merupakan teman baru Baim begitu saja dipercayainya. Licik memang sifat Lily. Rencana pun ia buat demi melihat pertengkaran antar sahabat yang telah dirangkai 3 tahun itu. Devide et impera hanya cara itu yang terpikir di benakya.
Hari - hari pun berlalu tetap dengan rasa jengkelnya akan nenek sihir pengganggu itu. Rasa itu kian membesar hingga menumpuk. Pikirannya yang telah terbebani bobot pelajaran sekolah, kini harusbertambah. Senyum yang slalu mengukir di wajahnya itu, sirna seketika. Ia hanya bisa mengungkapkannya dengan kata s**t, f**k u, yang terus ia ulang.Peluru tepat pada sasaranya. Senyum kemenangan terlihat sekilas di raut kecil mukanya. Senyum itu mewakili tangis Rara yang merasa kehilangan akan sahabat yang slama ini menemaninya saat sepi, dan menghiburnya jika tangis teriring. "Sekarang takkan ada lagi",pikirnya. Air matanya tetap terurai hingga seseorang menjengkelkannya. Joe. Orang yang slalu membuat Rara jengkel dan terkagum. Tapi, biar apapun ia tetap tak bisa menggantikannya. Dia berbeda.
"Sorry friend, if I always make you angry, hateful and unpleasant, sorry and thanks for your help so far. I was ungrateful. You're the best friend I ever had, indeed many different between us, I like to laugh and you like crying, but it's the color of our friendship, i hope for now, this minute we can complete and understand each other, FOREVER. I want to see Rara smile :)." itulah pesan yang kesekian yang dikirim Baim untuk permintaan maafnya. Dia meminta maaf karena percaya begitu saja dan tanpa peduli sahabatnya merintih. Rara membaik hanya untuk sahabatnya, mungkin. Itu kalau bukan karena Joe juga yang telah meringankan bebannya. Api memang sudah padam, tapi mungknkah bara masih ada??
No comments:
Post a Comment